INTISARI
Polimer – Makromolekul
Muhammad Rif’at
12/334637/PA/14870
Percobaan C-1 berjudul Polimer-makromolekul bertujuan untuk
menerangkan proses pembentukan polimer (polimerisasi) dan untuk melakukan
identifikasi sifat-sifat dari polimer. Alat yang digunakan dalam percobaan polmer ini yaitu gelas ukur 10 mL, tabung reaksi, rak
tabung reaksi, lampu spritus, gelas arloji, pengaduk, dan wadah disponsibel.
Sementara bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu: Polivinil klorida (PVC), larutan boraks, pewarna
makanan, HCl 0,2 M, NaOH 0,2M, larutan
pH 1, putih telur, tinta air dan tinta ballpoint.
Polimer PVA dibuat dengan cara mencampurkan larutan
PVA dengan boraks dan diaduk hingga terbentuk gumpalan dan kemudian diremas
untuk menghilangkan airnya. dilakukan
beberapa pengamatan terhadap polimer PVA yaitu: tidak terjadi perubahan bentuk
polimer disaat didorong perlahan, tidak terjadi perubahan bentuk disaat
didorong secara cepat dan mendadak, pada saat dijatuhkan dari ketinggian 10 sentimeter
polimer akan memantul, pada saat ditaruh ditangan dan dipukul maka polimer akan
kembali kebentuk semula, disaat ditekan pada tinta air maka tinta akan menempel
pada polimer, ketika ditekan pada tinta
ballpoint maka tidak ada bekas yang tertinggal , lalu disaat diambil sedikit
polimer dan ditambahkan 4 tetes HCl maka gumpalan akan lunak, disaat ditambah
campuran HCl 2 tetes dan NaOH 2 tetes
maka perubahan yang terjadi tidak signifikan, lalu pada saat ditmbah NaOH 4
tetes gumpalan mengeras, terakhir pada saat ditambah campuran antara 2 tetes
NaOH dan 2 tetes HCl maka pada gumpalan tidak terjadi perubahan apa-apa.
Dalam mempelajari pengaruh pH dan
pemanasan terhadap sifat-sifat dan struktur protein maka dilakukan 3 percobaan:
pada tabung pertama dicampurkan antara aquades panas dengan putih telur yang
menghasilkan endapan putih yang tidak lengket pada permukaan tabung, tabung
kedua diisi dengan campuran antara aquades dengan putih telur yang dipanaskan
secara bersama-sama dan menghasilkan endapan putih yang lengket pada dinding
bawah tabung, terakhir pada tabung ketiga dicampurkan larutan dengan pH 1 dan
putih telur pada tabung reaksi dan
menghasilkan endapan putih yang agak bening dan tidak lengket pada permukaan
tabung.
Kata kunci: Borax, PVA, Polimer, Protein
PERCOBAAN C-1
POLIMER-MAKROMOLEKUL
I.
TUJUAN
1. Menerangkan proses pembentukan polimer
(polimerisasi) dan melakukan identifikasi
beberapa sifat polimer
2. Mempelajari pegaruh pH dan pemanasan
terhadap sifat protein.
II.
LANDASAN
TEORI
Polimer adalah molekul yang sangat
besar (sering disebut makromolekul) yang terbentuk dari penggabungan
molekul-molekul kecil yang disebut monomer. Struktur keseluruhannya terdiri dari
kumpulan bagian molekul kecil yang
biasanya merupakan unit yang berulang-ulang. Misalnya, polimer yang terkenal
adalah polietilena, yang dibuat dari penggabungan sejumlah besar molekul etilena
(polimerisasi). Dalam prosesnya, ikatan rangkap etilena terbuka sehigga
elektron dapat digunakan untuk mengikat unit C2H4
didekatnya. Hal ini menghasilkan rantai karbon yang panjang, serta rantai
karbon mengikat dua atom hidrogen. (Brady, 1999)
Polimerisasi adisi melibatkan reaksi
rantai. Penyebab reaksi rantai dapat berupa radikal bebas (partikel reaktif
yang mengandung elektron tak berpasangan) atau ion. Radikal bebas biasanya terbentuk
dari penguraian zat nisbi yang tidak mantap, yang disebut pemicu. Pemicu ini
biasanya memicu reaksi rantai pada pada pembentukan polimer, dan polimerisasi
ini berlangsung sangat cepat, seiring hanya dalam waktu beberapa detik.
Polimerisasi adisi terjadi khusus pada senyawa yang memiliki ikatan rangkap.
Polimerisasi kondensasi terjadi pada
zat bermassa molekul rendah. Pada polimerisasi
kondensasi terjadi reaksi antara dua molekul bergugus fungsi banyak
(molekul yang mengandung dua atau lebih gugus fungsi yang dapat bereaksi) dan
memberikan satu molekul besar bergugus fungsi banyak pula, dan diikuti oleh
penyingkiran molekul kecil, seperti air. ( Cowd, 1991)
Polivinil alkohol (PVA) dengan rumus
kimia [(C2H4OH)x] adalah polimer sintetik yang
diproduksi oleh hidrolisis dari polvinil asetat. PVA bersifat nontoksik dan
larut dalam air, sehingga banyak digunakan di berbagai bidang, antara lain
bidang medis dan farmasi. Produk ini sangat sesuai diguanakan secara komersial
dalam sekala besar sebagai ekspilin dalam berbagai produk farmasi seperti
tablet salut, tetes mata, biofermentasi dan topikal. PVA bersifat kompatibel
secara hayati dan sesuai untuk simulasi jaringan alami. Selain itu, PVA
mempunyai permeabilitas oksigen yag baik, tidak bersifat imunogenik, dan
memiliki sifat yang sangat baik dalam pembentukan film, pengemulsi dan dapat
dilembabkan. (Mutia,2012)
Boraks atau yang lazim disebut asam
borat (boric acid) adalah senyawa kimia turunan dari logam berat boron (B).
Asam borat terdiri atas tiga macam senyawa, yaitu: asam ortoborat( H3BO3),
asam metaborat (HBO2) dan asam piroborat (H2B4O7).
Asam-asam borat adalah asam lemah. Boraks merupakan senyawa hidrat dari garam
natrium tetraborat dengan rumus molekul Na2B4O7 .
10 H2O (Natrium tetraborat dekahidrat). Garam natrium tetraborat
adalah garam natrium dari asam piroborat (Na2B4O7).
Dalam perdagangan boraks dikenal
dengan sebutan borofax three elephant,
hydrogen orthoborate, NCL-C56417, calcium borate atau sassolite.
Boraks yang diperdagangkan dalam bentuk balok padat, kristal, atau tepung
berwarna putih kekuningan, atau dalam bentuk cairan tidak berwarna. Boraks
digunakan orang sudah sejak lama, yaitu sebagai zat pembersih (cleaning agent),
zat pengawet makanan (additive), dan untuk penyamak kulit. Boraks sebagai
antiseptik dan pembunuh kuman. Karena itu boraks banyak digunakan sebagai anti
jamur, bahan pengawet kayu, dan untuk bahan antiseptik pada kosmetik. Boraks
juga digunakan sebagai insektisida dengan mencampurkan dalam gula untuk
membunuh semut, kecoa, dan lalat. (Sugiyatmi, 2006)
Protein termasuk dalam kelompok
senyawa yang terpenting dalam organisme hewan. Sesuai dengan peranan ini, kata
protein berasal dari kata yunani proteios,
yang artinya pertama. Protein adalah
poliamida, dan hidrolisis protein menghasilkan asam-asam amino-α dengan konfigurasi –(L) pada karbon α. Asam-asam amino menjalani suatu reaksi asam-basa dalam
(internal) dan menghasilkan ion dipolar. (Fessenden 1982)
Berbeda dengan lemak dan karbohidrat
dimana susunan dasarnya adalah C,H,dan O maka protein kecuali tersusun atas
ketiga unsur tersebut, masih mengandung juga unsur-unsur seperti: nitrogen,
belerang, pospor, kadang-kadang besi dan unsur-unsur yang lain. protein
terdapat dalam kulit, rambut, otot, tanduk, sutera, putih telur, dan
sebagainya. Protein terdiri dari molekul-molekul yang besar yang mempunyai
berat molekul antara 12.000- hingga beberapa juta.
Protein kebanyakan merupakan senyawa
yang amorph,tak berwarna, dimana ia tidak memiliki titik didih dan titik cair
tertentu. Protein tidak larut dalam cairan-cairan organik. Bila dilarutkan
dalam air akam membentuk larutan koloidal. Protein diendapkan akan mengalami
“salted out” dari larutannya bila ditambah dengan garam-garam organik (Na2SO4,
NaCl ) dan juga dengan menggunakan zat-zat organik yang larut dalam air
(alkohol, aseton), pengendapan ini bersifat dapat balik. Sejumlah zat-zat
lainnya, meliputi garam logam berat, asam tannat, asam pikrat dan
pereaksi-pereaksi yang dapat mengendapakan protein. (Sastrohamidjojo, 2005)
Denaturasi suatu protein adalah
hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh terkacaunya ikatan hidrogen
dan gaya-gaya sekunder lain yang mengutuhkan molekul itu. Akibat suatu
denaturasi adalah banyak hilangnya sifat biologis protein itu. Salah satu
penyebab denaturasi yaitu perubahan temperatur. Memasak putih telur adalah
salah satu contoh denaturasi yang tidak reversibel. Suatu putih telur adalah
cairan tak berwarna yang mengandung albumin, yakni protein globular yang larut.
Pemanasan putih tekur akan mengakibatkan albumin itu membuka lipatan dan
mengendap, dihasilkan suatu zat padat putih.
Perubahan pH juga dapat mengakibatkan
denaturasi , bila susu menjadi asam, perubahan pH yang disebabkan oleh
pembentukan asam laktat akan menyebabkan penggumpalan susu (curdling), atau pengendapan protein yang
awalnya larut. Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan denaturasi adalah
detergen, radiasi, zat pengoksidasi atau pereduksi, dan perubahan tipe pelarut.
(fessenden, 1982)
Protein sangat cenderung mengalami
beberapa bentuk perubahan yang dinyatakan sebagai denaturasi. Perubahan-perubahan mana disebabkan karena protein peka
terhadap: panas, tekanan yang tinggi, alkohol, alkali, urea, KI, asam dan
pereaksi-pereaksi tertentu lain. denaturasi sering meliputi perubahan-perubahan
kimia dalam molekul protein. Protein yang telah mengalami denaturasi
kelarutannya selalu lebih kecil dari bentuk aslinya. Dan aktivitas pisiologinya
hilang. (Sastrohamidjojo,2005)
III.
METODE
PENELITIAN
III.1 Alat:
Alat
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu wadah disposibel, pengaduk, gelas ukur
10 mL, pipet tetes, 4 tabung reaksi, tempat tabung reaksi, penjepit tabung
reaksi, pemanas/ spritus, gelas arloji,
III.2 Bahan:
Bahan-bahan
yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu
larutan PVA, pewarna makanan, larutan boraks, larutan HCL 0,2 M, larutan
NaOH 0,2 M, larutan pH 1, putih telur, dan akuades.
III.3 Cara Kerja:
III.3.A
Percobaan 1
Percobaan 1 atau pembentukan polivinil alkohol dan
identifikasi sifat polimer akan dilakukan pembentukan gel polivinil alkohol
dari larutan bahan PVA dengan bantuan larutan boraks. Pertama-tama yang
dilakukan adalah diambil 10 mL larutan PVA dan ditempatkan pada wadah
disposibel. Ditambahkan 5 tetes pewarna makanan ke dalam larutan PVA. Kemudian
ditambahkan 5 mL larutan boraks kedalam larutan PVA dan diaduk secara perlahan
hingga bahan menggumpal. Lalu polimer PVA tadi diremas dengan tangan dan dibuat
bentuk bola. Kemudian diamati apa yang terjadi jika gumpalan polimer PVA
didorong perlahan, didorong cepat, dan mendadak, dijatuhkan dari ketinggian
sekitar 10 cm, ditaruh ditangan lalu dipukul. Ditulis satu kata dengan tinta
air pada kertas dan ditutup dengan sedikit gumpalan PVA dan dirapatkan. Diamati
apa yang terjadi dengan tulisan dan pada polimer. Diulangi hal yang sama dengan
tinta ballpoint biasa kemudian diamati. Diambil sedikit gumpalan polimer:
diletakkan diatas arloji dan ditambahkan 4 tetes HCl , diletakkan diatas arloji
dan ditambahkan 2 tetes HCl +2 tetes NaOH, diletakkan diatas arloji dan
ditambahkan 2 tetes NaOH+ 2 tetes HCl dan diletakkan diatas arloji dan
ditambahkan 4 tetes NaOH, lalu diaduk dan diamati perubahannya.
III.3.B
Percobaan 2
Percobaan ini adalah
mempelajari pengaruh pH dan pemanasan terhadap sifat dan struktur dari protein.
Langkah pertama adalah disiapkan 3 buah tabung reaksi. Tabung pertama diisi
dengan aquades lalu dipanaskan hingga mendidih kemudian dimasukkan putih telur
dan diamati apa yang terjadi. Tabung kedua diisi dengan aquades dan ditambahkan
putih telur kemudian dipanaskan secara bersamaan dan diamati apa yang terjadi.
Tabung ketiga diisi dengan larutan pH 1 dan ditambahkan putih telur ke dalamnya
lalu diamati apa yang terjadi.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.1 HASIL PERCOBAAN
IV.1.A Pembuatan Polivinil Alkohol dan
identifikasi sifat polimer
Gumpalan Polimer PVA
|
Pengamatan
|
Didorong perlahan
|
Tidak ada perubahan pada bentuk polimer PVA
|
Didorong cepat dan mendadak
|
Tidak ada perubahan pada bentuk polimer PVA
|
Dibentuk bola dan dijatuhkan 10 cm
|
Polimer PVA memantul
|
Ditaruh ditangan dan dipukul
|
Setelah dipukul polimer PVA akan kembali kebentuk
semula
|
Tulisan dengan tinta air
|
Tinta air akan membekas pada permukaan polimer PVA
|
Tulisan dengan tinta ballpoint
|
Tulisan tidak membekas
|
Ditambahkan 4 tetes HCl
|
Polimer PVA menjadi lunak dan lembek
|
Ditambahkan 2 tetes HCl+2 tetes NaOH
|
Polimer PVA agak lunak
|
Ditambahkan 4 tetes NaOH
|
Tidak terjadi perubahan pada polimer PVA
|
Ditambahkan 2 tetes NaOH+2 tetes HCl
|
Tidak terjadi perubahan pada polimer PVA
|
IV.1.B Mempelajari pengaruh pH dan
pemanasan terhadap sifat dan struktur protein
Tabung
reaksi
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Tabung
reaksi 1
( air
mendidih)
|
Penambahan
Putih telur
|
Terdapat endapan
putih tetapi tidak melekat pada permukaan tabung
|
Tabung
reaksi 2
( air )
|
Penambahan
putih telur dan dipanaskan secara bersamaan
|
Terdapat endapan
putih dan melekat pada permukaan tabung
|
Tabung
reaksi 2
(larutan
pH 1)
|
Penambahan
putih telur
|
Terdapat endapan
putih tetapi tidak lengket pada permukaan tabung.
|
V.
KESIMPULAN
1. Polimerisasi polimer dibagi menjadi
dua yaitu polimerisasi adisi dan kondensasi. Pada pembentukan polimer PVA
merupakan polimerisasi kondensasi karena terdapat produk H2O
2. Sifat-sifat polmer yaitu
termoplastik, termosetting, elastomer dan adanya stress antara interaksinya
VI.
DAFTAR
PUSTAKA
Brady James E., 1999, Kimia Universitas Asas dan Struktur,
Jilid 2, Binarupa Aksara,
Jakarta, hal: 517
Cowd M. A., 1991, Kimia Polimer, Penerbit ITB, Bandung,
Hal: 3
Fessenden, Ralph J., dan Joan S.
Fessenden, 1982, Kimia organik, Jilid
2, Erlangga,
Jakarta, hal: 363
Mutia Theresia, dan Rifaida
Eriningsih, 2012, The Use of Electrospun Webs from
Alginate/
Polyvinyl Alcohol for Primary Wound Dressing , Journal of industrial
research, Vol VI (2), Hal:
137-147
Sastrohamidjojo
H., 2005, Kimia Organik: Stereokimia,
Karbihidrat, Lemak, dan
Protein,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, Hal: 117
Sugiyatmi
Sri, 2006, Analisis Faktor-Faktor Risiko
Pencemaran Bahan Toksik Boraks
dan Pewarna Pada Makanan
Jajanan Tradisional yang Dijual di Pasar-Pasar
Kota Semarang Tahun 2006, Universitas Diponegoro, Semarang
Lembar Pengesahan
Mengetahui, Yogyakarta,
6 Mei 2013
Asisten Praktikan
Iftironi
Haritsah Muhammad Rif’at
pembahasannya gak ada ya?
BalasHapusJackpot city - Kadang Pintar
BalasHapusJackpot city. A very special 메리트 카지노 고객센터 casino. This place is known as the Jackpot City Casino in Puntar. The casino kadangpintar boasts 인카지노 a number of slot machines.